Pages

Subscribe:

Rabu, 22 April 2015

Janji Tukang Jahit

Share
Saat hari yang dijanjikan tiba, aku bergegas mampir ke tukang jahit dengan niat untuk mengambil baju hasil jahitannya. Ah... sungguh kecewa hati ini karena bajunya belum jadi. Dengan berbagai alasan si tukang jahit berargumen, “Maaf Bu... sekarang lagi banyak pesanan, tuh lihat ada pesanan dari kantor, jadi baju ibu belum dipotong. “Jadi kapan selesainya?” aku balas nanya. “Yaaa...sekitar semingguan lagi deh,” jawab si tukang jahit dengan yakinnya. Akhirnya dengan sedikit kesal, aku pergi dan berharap seminggu lagi bajunya jadi.


Seminggu kemudian aku kembali menemui tukang jahit, dan jawabannya, “Bajunya sih sudah dijahit tapi tinggal kancingnya belum....” katanya dengan tanpa merasa bersalah.  “Huh... sama saja artinya belum jadi” batinku. Jadi kapan nih saya bisa ambil bajunya? kataku dengan penuh kekesalan. “Yaaa... dua hari lagi lah ibu ambil” jawabnya dengan santai. “Bener nih Pak? Jangan janji terus, saya kan jadi bolak-balik!” kataku dengan penuh penekanan. “Iya Bu, dua hari lagi pasti sudah jadi. Sebenarnya sekarang juga harusnya sudah jadi, tapi si bos lagi ada urusan pergi ke ...bla..bla... Maaf ya Bu”, katanya..  Dengan terpaksa aku bilang,”Ya” sambil kecewa berat.  Dua kali sudah aku dikecewakan oleh tukang jahit. Dalam hati aku berjanji tak akan pernah lagi menjahit baju di tukang jahit itu. Hmmm.. janji tinggal janji.
Dua hari berikutnya, kembali aku datang ke tukang jahit dengan harapan kali ini benar-benar bajunya sudah jadi.  Dan... kekecewaanku semakin memuncak saat si tukang jahit kembali meminta maaf dengan membeberkan berbagai alasan semasuk akal mungkin, “ Lobang kancingnya sudah dibikin sih, tapi kancingnya belum dipasang, Bu”. What??... Sungguh keterlaluan nih si Bapak, sudah bolak-balik sampai tiga kali, bajunya belum jadi juga. Semakin mantaplah diriku berikrar dalam hati, “sampai kapan pun aku gak akan pernah jahit baju lagi di tempat ini!” sampai sumpah segala loh....  
Meskipun kecewa berat, tapi aku bisa mengambil pelajaran yang sangat berharga dari kejadian ini, bahwa kita tidak boleh berjanji  sekedar janji tanpa usaha untuk menepatinya. Seringkali tanpa sadar kita pun sering berjanji pada teman atau kerabat hanya karena untuk menyenangkannya, Insya Allah seringkali kita ucapkan dengan enteng  tanpa niat untuk melakukannya . Insya Allah dimaknai antara ya dan tidak, cari aman, daripada jawab tidak bisa kan gak enak... Padahal makna dari Insya Allah itu sendiri sangat lah luhur, kita berusaha dan Allah lah yang mengijinkan semuanya terjadi.
Janji adalah hutang, itulah yang harus selalu kita ingat karena memang pada saat kita berjanji pada seseorang, maka kita diwajibkan untuk berusaha menepatinya, kecuali Allah tidak mengijinkan. Karena itu lah Insya Allah adalah perkataan yang baik dan apabila diucapkan dengan tujuan yang benar akan mendatangkan kebaikan untuk kita, dan sebaliknya jika kita tidak menepati janji yang kita ucapkan, maka timbangan keburukan yang akan bertambah.
Banyak orang yang dengan mudahnya berjanji. Mulai dari politikus, dengan janji-janji politiknya... janji suami pada istri dengan janji-janji manisnya... atasan yang berjanji akan memperhatikan bawahannya... pekerja yang berjanji akan menyelesaikan pekerjaannya dengan baik dan tepat waktu... orang tua yang berjanji akan ngajak liburan.. atau orang yang berhutang namun tidak membayar sesuai yang dijanjikannya, bahkan... seringkali kita lupa dengan janji yang telah kita ucapkan sendiri. Mmmhh... JANJI memang mudah diucapkan namun terkadang lupa untuk menepatinya.
Seperti halnya si tukang jahit tadi.. telah kehilangan seorang pelanggan dengan mudahnya akibat dari sebuah janji yang tidak ditepati. 

Rabu, 25 September 2013

Pembelajaran Terpadu bagi Anak Usia Dini

Share
 Peserta didik yang berada pada taman kanak-kanak dan sekolah dasar kelas satu, dua, dan tiga berada pada rentangan usia dini. Pada usia tersebut seluruh aspek perkembangan kecerdasan seperti IQ, EQ, dan SQ tumbuh dan berkembang sangat luar biasa. Pada umumnya tingkat perkembangan masih melihat segala sesuatu sebagai satu keutuhan (holistik) serta mampu memahami hubungan antara konsep secara sederhana. Proses pembelajaran masih bergantung kepada objek-objek konkrit dan pengalaman yang dialami secara langsung

Secara psikologis, anak berkembang secara holistic atau menyeluruh, artinya terdapat kaitan yang sangat erat antara aspek perkembangan yang satu dengan aspek perkembangan yang lain; aspek perkembangan yang satu mempengaruhi dan dipengaruhi oleh aspek perkembangan lainnya.

Karakteristik perkembangan anak tersebut memberikan implikasi bagi para pendidik dalam mengorganisasikan kurikulum atau program pendidikan yang pada gilirannya akan memberikan implikasi juga untuk merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi program pendidikan yang tepat.

Dalam kaitannya dengan karakterristik perkembangan anak, maka kurikulum TK harus direncanakan untuk membantu anak mengembangkan potensi seutuhnya. Kurikulum harus direncanakan untuk membantu anak mengembangkan poensi seutuhnya. Kurikulum harus direncanakan sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan dan perkembangan anak. Eliason dan Jenkins (1994) mengemukakan bahwa kurikulum harus member kesempatan kepada anak untuk mengembangkan aspek-aspek perkembangan intelektual atau kognitif. Kurikulum harus memberikan dorongan untuk mengembangkan hubungan social yang sehat, perkembangan emosi, dan fisik anak. Kurikulum seperti ini menggambarkan “kurikulum humanistik”. Nana Syaodih Sukmadinata (1997) mengemukakan, “Kurikulum humanistic adalah kurikulum yang menekankan integrasi, yaitu kesatuan perilaku bukan saja bersifat intelektual tetapi juga emosional dan tindakan. Kurikulum harus mampu memberikan pengalaman yang menyeluruh bukan pengalaman yang terpenggal-penggal”.

Sejalan dengan pemikiran di atas maka model pembelajaran yang paling relevan dalam upaya pencapaian semua aspek perkembangan anak tersebut adalah model pembelajaran terpadu yang disajikan berdasarkan tema-tema belajar. Eliason dan Jenkins (1994) mengemukakan bahwa tema dalam kurikulum terpadu memudahkan anak membangun konsep tentang benda atau peristiwa yang ada di lingkungan”.
Melalui tulisan ini akan dibahas tentang pengertian pembelajaran terpadu (tema), prinsip-prinsip pembelajaran tema, manfaat, dan prosedur pembelajaran tema.

Manfaat dan Tujuan Pembelajaran Tematik (Terpadu)

Pembelajaran tema memiliki banyak manfaat baik bagi anak maupun bagi guru. Manfaat tersebut antara lain:
1.      Meningkatkan perkembangan konsep anak;
2.     Memungkinkan anak-anak untuk mengeksplorasi pengetahuan melalui berbagai kegiatan;
3.      Meningkatkan keeratan kelompok anak;
4.      Membantu guru untuk mengembangkan kemampuan profesionalnya.

Berikut adalah penjelasan dari masing-masing manfaat pembelajaran tema. Tema membantu anak-anak memperoleh pemahaman yang lebih komprehensif. Melalui partisipasi dalam pembelajaran tema, anak-anak membentuk hubungan yang utuh dari informasi yang terpisah-pisah sehingga menjadi suatu konsep yang terpadu. Konsep adalah gagasan atau ide pokok tentang objek dan peristiwa yang ada di lingkungannya. Konsep merupakan merupakan kategori yang berbeda-beda, atau peristiwa yang dilihat dan dialaminya.
Menurut Berk dan Winsher (1995), anak-anak membentuk konsep melalui pengalaman langsung. Setiap saat anak-anak memanipulasi objek atau mengembangkan keterampilan misalnya melatih kemampuan motorik halus dan motorik kasar, mengobservasi, membandingkan, mengklasifikasikan, menyimpulkan, mengingat, menghitung, bermain peran serta mengeksplorasi gagasan.

Pembelajaran tama dapat dilaksanakan dalam waktu yang panjang misalnya satu tahun, satu bulan, atau dalam jangka waktu yang singkat misalnya satu minggu atau beberapa hari. Melalui pembelajaran tema, anak-anak memperoleh pemahaman yang lebih luas dan mendalam tentang lingkungannya seperti tanaman, biantang, benda-benda, atau manusia, peristiwa tertentu misalnya rekreasi, gelaja alam, kenduri, dan sebagainya.
Tujuan penyusunan dokumen model pengembangan silabus tematik di Tamakan Kanak-kanak adalah sebagai berikut:

1.      Memberikan pengetahuan dan wawasan tentang pembelajaran tematik.
2.      Memberikan pemahaman kepada guru tentang pembelajaran tematik yang sesuai dengan perkembangan peserta didik kelas awal Sekolah Dasar.
3.      Memberikan keterampilan kepada guru dalam menyusun perencanaan,  melaksanakan dan melakukan penilaian dalam pembelajaran tematik.
4.      Memberikan wawasan, pengetahuan dan pemahaman bagi pihak terkait, sehingga diharapkan dapat memberikan dukungan terhadap kelancaran pelaksanaan pembelajaran tematik

 Sasaran dari Pembelajan Tematik
Sasaran dari pembelajaran tematik dapat diambil dari karakteristik pembelajaran tema menurut Konstelnik (1991), yaitu

1.      Menyediakan pengalaman langsung tentang objek-objek nyata bagi anak. Pegalaman langsung merupakan pengalaman yang diperoleh anak dengan menggunakan semua inderanya, yaitu melihat,menyentuh, mendengar, meraba dan merasa. Melalui pengalaman seperti itu anak-anak membangun pengetahuannya denga cara memanipulasi objek, mengamati peristiwa itu atau kejadian, berinteraksi dengan manusia, dan lingkungan sekitarnya. Melalui pengalaman langsung anak mengembangkan keterampilan mengamati, membandingkan, menghitung, bermain peran, mengemukakan perasaan dan gagasan.

2.      Menciptakan kegiatan sehingga anak menggunakan semua pemikirannya. Kegiatan-kegiatan yang dikembangkan dalam pembelajaran tema menantang anak untuk menggunakan semua pemikiran dan pemahamannya. Dengan demikian aktivitas mental anak terlibat.

3.      Mengembangkan kegiatan sesuai dengan minat-minat anak. Kegiatan-kegiatan yang dikembangkan dalam pembelajaran tema harus relevan dengan minat anak, karena minat aak merupakan sumber ide yang potensial untuk menentukan tema. Jika minat anak dipertimbangkan dalam memilih tema maka anak akan menunjukkan pemahaman yang lebih baik.

4.      Membantu anak-anak mengembangkan pengetahuan dan keterampilan baru yang didasarkan pada hal-hal yang telah mereka ketahui dan telah dapat mereka lakukan sebelumnya. Tema yang dipilih harus mempertimbangkan pengetahuan dan keterampilan yang telah dimiliki anak, sehingga memudahkan mereka untuk mempelajari hal-hal baru, dengan demikian pemilihan tema harus dimulai dari tema yang sudah dikenal oleh anak.

5.      Menyediakan kegiatan dan kebiasaan yangditujukan untuk mengembangkan semua aspek perkembangan kognitif, social, emosi, fisik, dan estetis. Tema sebagai fokus dalam pembelajran memungkinkan untuk mengembangkan semua aspek perkembangan melalui kegiatan-kegiatan belajar yang relevan.

6.      Mengakomodasi kebutuhan anak-anak untuk melakukan aktivitas fisik, ineraksi social, kemandirian, dan mengembangkan harga diri positif. Setiap anak mempunyai kebutuhan yang berbeda yang berkaitan dengan aspek ififk, social, afeksi, emosi, dan intelektual. Melalui pembelajaran tema kebutuhan-kebutuhan tersebut sangat mugnkin untukdipenuhi karena pembelajaran tema menyediakan kegiatan belajar bervariasi.

7.      Memberikan kesempatan menggunakan bermain sebagai wahana belajar. Bermain merupakan wahana yang baik untuk mengembangkan semua aspek perkembangan anak. Melalui bermain anak melakukan proses belajar yang menyenangkan, sukarela, dan spontan. Melalui bermain anak-anak membangun konsep-konsep yang lebih abstrak.

8.      Menghargai perbedaan individu, latar belakang budaya, dan pengalaman dalam keluarga yang dibawa anak.

9.      Menemukan cara-cara untuk melibatkan anggota keluarga anak.

Dalam pembelajaran tema guru dapat memanfaatkan pihak keluarga atau orang tua sebagai nara sumber. Misalnya dalam membahas tema “Pekerjaan” guru dapat mengundang orang tua anak yang berprofesi sebagai petani, dokter, pedagang atau pekerjaan lainnya untuk menceritakan pengalamannya yang berhubungan dengan pekerjaan mereka. Ini akan lebih menarik bagi anak dari pada guru sendiri yang menceritakan. Dengan demikian seorang guru dituntunt untuk kreatif mendesain pembelajaran terpadu yang menyenangkan bagi anak.

17 Teknik Meningkatkan Kemampuan Bicara Anak

Share
Biasanya para orangtua atau pun orang dewasa di sekelilingnya khawatir manakala mendapatkan anaknya di usia 2 atau 3 tahun belum lancar berbicara. Kelambanan berbahasa dapat terjadi sekalipun telah dilakukan usaha yang maksimal. Menurut American Speech-Language-Hearing Association, berbagai hambatan dalam berbicara, berbahasa, maupun hal yang berhubungan dengannya diderita oleh sekitar 14 juta orang Amerika. Pada tahun 1999, sekitar 8-12% anak berusia 3-5 tahun memiliki berbagai jenis cacat permanen atau hambatan bahasa.

Para orang tua dan pengasuh harus mengerti bagaimana penerimaan bahasa bekerja, karena keterlibatan mereka merupakan hal yang penting untuk meningkatkan perkembangan yang normal dan mengidentifikasikan berbagai masalah yang potensial.

Salah satu cara terbaik untuk mendorong pertumbuhan bahasa yang normal adalah dengan menyediakan suatu lingkungan dimana seseorang anak membutuhkan komunikasi tanpa perlu dipaksa untuk melakukannya.

Berikut ini ada beberapa teknik yang dapat Anda gunakan:
  1. Doronglah dan tanggapi berbagai usaha yang dilakukan anak Anda untuk berkomunikasi. Sebisa mungkin, berbicaralah dengan anak mengenai apa yang sedang terjadi. Contohnya apabila Anda sedang mencuci baju sementara anak Anda berada di dekat Anda, bicaralah dengannya mengenai apa yang sedang terjadi. Jawablah usaha komunikasinya seperti celotehannya, tanda heran, kontak mata, dll, dengan tanggapan yang serupa
  2. Ikuti saat anak Anda memimpin. Berbicaralah tentang sesuatu yang menarik baginya pada saat itu, bukan yang menarik bagi Anda.
  3. Berbicaralah mengenai benda-benda yang terlihat maupun peristiwa yang baru terjadi
  4. Buatlah kalimat-kalimat yang singkat
  5. Sederhanakan kalimat Anda
  6. Ulangi dan nyatakan kembali
  7. Lebih-lebihkan ingonasi Anda dan tekankan pada kata-kata yang penting
  8. Gunakan kosakata yang sederhana dan konkret
  9. Gunakan kata-kata yang memiliki terapan luas. Pilihlah kata yang dapat digunakan berkali-kali bagi objek dan peristiwa. Contohnya kata pergi dapat digunakan untuk menggambarkan mengendarai mobil, berjalan kaki, berlari, dsb.
  10. Berbicaralah sejajar dengan mata anak Anda
  11. Bersemangatlah
  12. Libatkan anak dalam beraktivitas
  13. Perlambat dan ambillah waktu jeda. Kurangi kecepatan berbicara Anda sehingga anak dapat belajar untuk membedakan berbagai bunyi dan kata.
  14. Hindari menggunakan cara bicara bayi. Sebisa mungkin, doronglah anak Anda untuk menggunakan bicara orang dewasa.
  15. Jangan mendominasi percakapan
  16. Jangan terlalu banyak bertanya dan memerintah
  17. Perlihatkan harapan Anda. Tunjukkan kepada anak Anda bahwa Anda mengharapkan mereka untuk berkomunikasi. Sebagai contoh, setelah mengatakan sesuatu padanya, jagalah kontak mata dan lihatlah ke arahnya dengan tatapan seolah mengharapkan sesuatu.
(Sumber: Dyer, Laura. Meningkatkan Kemampuan Bicara Anak. Jakarta: Buana Ilmu Populer.  2009)

Minggu, 05 Agustus 2012

Puasa Ramadhan sebagai Sarana Menjadi Insan Yang Terbaik

Share

Oleh:  Hendarmoko, S.Si*

Disampaikan pada Kultum Ramadhan di Masjid At-Tarbiyah LPMP DKI Jakarta
Tanggal 25 Juli 2012

Bulan Ramadhan ini merupakan kesempatan yang sangat baik bagi kita untuk menjadi manusia yang bertaqwa.  Derajat taqwa ini merupakan penyempurna bagi manusia yang memang telah diciptakan dengan sebaik-baiknya oleh Allah SWT:
  • Laqod  kholaqnal insaana fii ahsani taqwiim. Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya, sesempurna-sempurnanya
  • Tsumma rodadnaahu asfala saafiliin.  Kemudian kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya
  • Illalladziina aamanu wa amilushshoolihaati falahum ajrun ghoiru mamnuun. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan.  Maka mereka akan mendapat pahala yang tiada putus-putusnya”   (Q.S At-Tin (95): 4-6)
 Di ayat  lain Allah SWT berfirman:
“Maa ashoobaka min hasanatin faminaLLah, wamaa ashoobaka min sayyi’atin famin nafsika,...”
      Kebajikan apa pun yang kamu peroleh, adalah dari sisi Allah, dan keburukan apa pun yang menimpamu, itu dari (kesalahan) dirimu sendiri  (Q.S An Nisa (4): 79)

Hal ini tentu menarik untuk dikaji, karena dengan gamblang Allah telah menciptakan manusia dalam bentuk yang TERBAIK, namun karena manusia Tidak Menyadari keistimewaan tersebut (tanpa Ilmu), tidak  meyakini dirinya terbaik (tanpa Iman), dan Tidak Mau Belajar/Berusaha/Bekerja (tanpa Amal), maka jatuhlah ke tempat yang serendah-rendahnya (TERBURUK).  Jadi, kalau manusia mendapat keburukan, hal ini karena ulah manusia itu sendiri.
Alat yang sangat luar biasa yang Allah karuniakan untuk bisa menjadikan manusia tetap menjadi mahluk-Nya yang terbaik adalah akal dan hati, yang bentuk hardware-nya berupa otak.  Mengapa hati bentuk nyatanya adalah di otak? Karena ilmuwan telah menemukan bagian otak yang merupakan God Spot berupa daerah di otak yang memang menjadikan semua manusia mengakui akan keberadaan Allah SWT. 
Jika hardware-nya berupa otak, maka software-nya adalah program-program yang telah dimasukkan ke dalam otak sejak terbentuknya manusia sejak masih berupa janin sampai dewasa atau sampai sekarang.  Program-program tersebut diisi oleh orang tuanya, keluarga, lingkungan masyarakat, sekolah, dan media komunikasi yang ada di sekitarnya.
Ibarat komputer, jika terjadi masalah, dapat langsung terlihat di layar komputer, maka ada dua kemungkinan:  hardware-nya yang rusak atau ada program “virus” yang membuat komputer menjadi error.  Begitu pula dalam kehidupan yang kita alami.  Jika kehidupan yang dialaminya ada yang tidak beres, maka kemungkinannya ada dua:  memang tubuh fisiknya, terutama otaknya ada gangguan;  atau karena ada program-program di otak yang tidak beres atau bersifat negatif.
Allah SWT Maha Tahu dengan kelemahan mahluknya yang bernama manusia sehingga mewajibkan berpuasa di bulan Ramadhan selama satu bulan penuh.  Dengan berpuasa ini maka kita dituntut agar menjaga dari hal-hal yang mambatalkan puasa, bahkan dari hal-hal yang mengurangi pahala puasa.
Coba kita lihat sekilas apa manfaat dari berpuasa di bulan Ramadhan ini:

A.   Dampak berpuasa bagi tubuh fisik (hardware)
1.    Sebagai penyembuh berbagai ragam penyakit dan menjaga kebugaran tubuh. Telah dibuktikan sejak jaman  Yunani, Mesir kuno, sampai ilmuwan modern.
2.    Melindungi sel-sel tubuh dari racun
3.    Membantu pembaruan sel-sel tubuh
4.    Mengurangi kegemukan (obesitas)
5.    Tidak menyebabkan pembekuan darah dan gangguan peredaran darah
6.    Meringankan dan mencegah penambahan asam lambung yang berlebihan
7.    Menjaga keseimbangan tekanan darah
8.    Menghindari tubuh dari radang sendi, rematik, dan gangguan sendi
9.    Mencegah penyakit gula
10. Menyembuhkan berbagai penyakit kulit
11. Menenangkan dan meringankan rasa sakit
12. Mengendalikan hasrat seksual
13. Menjaga keseimbangan kadar air dalam tubuh
14. Menjaga keseimbangan pola konsumsi
15. Memperlancar aliran darah ke otak sehingga fungsi otak semakin lancar
 
B.   Dampak berpuasa bagi program-program pikiran (software)
1.    Ada proses pembiasaan agar dapat selalu memiliki Perasaan yang Positif, Baik dan Benar
2.    Ada proses pembiasaan agar dapat selalu memiliki Pandangan dan Pikiran yang Baik dan Benar
3.    Ada proses pembiasaan agar dapat selalu memiliki Visualisasi yang Baik dan Benar
4.    Ada proses pembiasaan agar dapat selalu memiliki Ucapan yang Baik dan Benar
5.    Ada proses pembiasaan agar dapat selalu melakukan Tindakan yang Baik dan Benar
6.    Ada proses pembiasaan agar dapat selalu melakukan Kebiasaan yang Baik dan Benar
7.    Ada proses pembiasaan agar dapat selalu Berkumpul dengan Orang Benar: di masjid, dan tempat-tempat pengkajian Al Qur’an dan hadist
8.    Ada proses pembiasaan agar dapat selalu memiliki Makanan Mental yang Benar:  baca Al Qur’an, hadist, dan buku-buku yang baik, serta mendengar dan menonton hal-hal yang baik
9.    Ada proses pembiasaan agar dapat selalu memiliki Pelatihan dan Pengembangan Diri yang Benar: melalui mengaji, mendengar kultum, sholat tarawih, melakukan ibadah-ibadah sunnah lainnya
10. Ada proses pembiasaan agar dapat selalu memiliki Gaya Hidup yang Benar:  melatih agar pola Makan, Minum, Olahraga, Istirahat, dan Beribadah dilakukan dengan baik dan benar
Dengan melakukan semua pembiasaan tersebut maka program-program negatif yang selama ini sudah terekam di otak, dapat tergantikan dengan program-program baru yang positif tersebut.  Pelatihan dan pembiasaan selama sebulan tersebut diharapkan dapat membuat program positif tersebut menjadi permanen sehingga dapat bertahan sampai sebelas bulan kemudian. 

C.   Dampak berpuasa secara spiritual dan nasib di akhirat nanti 
1.    Mendapat pahala yang berlimpah
2.    Diampuni dosa-dosanya yang telah lalu
3.    Sarana untuk mensyukuri nikmat
4.    Melahirkan rasa cinta, kasih sayang dan kelembutan kepada orang miskin
5.    Puasa memiliki kekuatan untuk mengusir syetan, karena media untuk menyesatkan dan mencelakakan manusia adalah syahwatnya. Syahwat menjadi kuat karena makanan dan minuman
6.    Jika mendapat malam Lailatu Qadr, maka setara dengan mendapat pahala beribadah selama 83 tahun
7. Dapat menumbuhkan kedekatan kepada Allah SWT sehingga dirinya merasa senantiasa diawasi Allah SWT, sehingga jiwanya akan disucikan karena selalu melakukan kebajikan dan menjauhi kemaksiatan.  Hal ini tentunya akan berdampak kepada kebajikan sosial, karena dirinya selalu melakukan kebaikan baik untuk diri, orang lain maupun alam sekitar.
8.    Sarana untuk mencapai derajat taqwa
9.    Masuk surga melalui pintu khusus orang yang berpuasa, yaitu Baabun Royyan

Melihat keuntungan-keuntungan tersebut, maka tidak heran jika Rasulullah SAW menyatakan dalam hadistnya yaitu “sungguh, jika manusia mengetahui hikmah bulan Ramadhan maka akan meminta agar setahunnya bulan Ramadhan semua”. 
Semoga materi kultum yang singkat ini dapat menyadarkan kita akan hikmah dan manfaat puasa Ramadhan yang luar biasa ini sehingga semoga kita dapat mencapai derajat Taqwa. Amin Ya Rabbal Alamin...
  
Sumber:  1. Buku Induk Mukjizat Kesehatan Ibadah karangan Dr. Jamal Elzaky, Penerbit Zaman, 2011.   2. Manage Your Mind for Success karangan Adi W. Gunawan, Penerbit Gramedia Pustaka Utama, 2012 

* Penulis adalah staf di LPMP DKI Jakarta, Kemdikbud

Rabu, 25 Juli 2012

Perjalanan Penuh Hikmah

Share

Part One (Antara Jakarta-Jeddah)

Dalam perjalanan hidup kami berdua, ada satu perjalanan yang paling bermakna dan sarat hikmah. Ya, perjalanan ibadah umroh tanggal 11-22 Maret 2012 yang lalu ke tanah suci mengantarkan kami kembali menapaki jejak langkah perjalahan Rasulullah SAW dalam menegakkan Islam di muka bumi.

Diawali tangal 11 WIB Pukul 07.00 aku dan suami bergegas  menuju Bandara Soekarno Hatta untuk  berkumpul bersama rombongan dari Makara Wisata UI yang berjumlah kurang lebih 40 orang. Dengan taxi dekat rumah yang kami pesan sebelumnya, kami melaju di jalan tol yang kala itu lengang karena memang hari Minggu. Hari libur sehingga jalanan di Jakarta cukup lancar. Akhirnya Pukul 08.00 kami tiba di Bandara, dan di sana sudah cukup banyak peserta rombongan yang berkumpul. Alangkah berseri-serinya wajah kami semua karena sudah membayangkan perjalanan yang akan kami lakukan adalah perjalanan yang tidak biasa.

Setelah rombongan berkumpul dan diberi pengarahan awal oleh ketua rombongan dari Makara, kami pun check in pukul 09.00 sesuai jadwal semula. Direncanakan pukul 11.00 sudah take off, namun ternyata ada keterlambatan dan akhirnya pesawat terlambat hampir 2 jam. Huffh... ternyata baru awal keberangkatan pun, kami sudah harus diuji untuk selalu bersabar menunggu pesawat datang. Akhirnya kurang lebih pukul 13.00 pesawat Yemenia Air yang akan kami tumpangi pun datang. Dengan perasaan  senang  kami pun bergegas masuk ke pesawat. Ya Alloh... rasanya seperti mimpi yang benar-benar nyata. Akhirnya satu dari impian kami berdua untuk melakukan perjalanan ini benar-benar akan terwujud sebentar lagi. Dengan selalu berdoa untuk keselamatan perjalanan kami, pesawat pun akhirnya terbang mengantarkan mimpi kami ke tanah suci.

Setelah perjalanan kurang lebih 1 jam 45 menit, kami transit di Kuala Lumpur. Dengan tetap di dalam pesawat, kami menunggu satu sampai dua jam utk melanjutkan perjalanan menuju tanah yang dinanti.Ternyata di Kuala Lumpur, banyak penumpang dari Malaysia yang juga akan berumroh. Denger-denger katanya akhir-akhir ini banyak orang Malaysia yang lebih memilih melakukan umroh terlebih dulu karena untuk haji perlu waktu yang cukup lama menunggu, bahkan hampir 10 tahun. Subhanalloh... betapa dahsyatnya kekuatan Mekah Almukarromah dengan Ka’bah nya yang mampu menarik umat muslim untuk  mengunjunginya.

Pesawat kami rencananya transit di Dubai sebelum akhirnya mendarat di Bandara King Abdul Aziz, Jeddah. Berangkat dari KL menuju Dubai memerlukan waktu kurang lebih 7-8 jam penerbangan non stop. Waktu yang cukup panjang untuk sebuah perjalanan paling dinanti. Untuk mengusir kejenuhan dalam perjalanan, banyak yang kami lakukan, mulai dari sekedar melihat-lihat pemandangan luar (meskipun cuma sekumpulan awan di langit), baca buku, berbagi cerita, foto-foto di pesawat, merekam perjalanan, sampai bolak balik ke toilet sebagai exercise badan biar gak terlalu pegel-pegel. Yang pasti tak lupa untuk selalu berdoa memohon keselamatan kepada Penguasa Alam agar diberi keselamatan.

Saat perjalanan terbang dari Indonesia menuju Dubai, ada satu fakta tentang Indonesia yang terbukti benar. Ternyata orang Indonesia memang ramah-ramah. Hal itu terbukti dari pelayanan para pramugari Yemenia Air. Pramugari dari Indonesia sangat ramah jika dibandingkan dengan pramugari dari Yaman sendiri. Mereka selalu melayani dengan senyum penuh kehangatan. Ada satu pramugari yang paling berkesan, namanya mbak Amel. Dia ramah sekali dan selalu berbicara dengan sopan dan penuh keakraban. Saat suamiku minta air putih satu botol, langsung diberinya dengan senang hati. Terimakasih mbak Amel.. dengan senyum dan keramahannya, perjalanan kami jadi menyenangkan.

Akhirnya sekitar pukul 01 tengah malam waktu Dubai, kami pun mendarat di Bandara Dubai untuk transit dan ganti pesawat. Saat turun dari pesawat, satu hal yang terasa adalah dinginnya udara malam di sana. Brrr... entah berapa derajat udara saat itu. Saat menaiki bis khusus penumpang, badan kami menggigil karena terpapar udara malam dan dinginnya angin malam di Dubai. Alhamdulillah, meski sesaat kami telah menghirup udara dan menginjakkan kaki di Dubai, Uni Emirat Arab. Kalau dilihat, sepertinya bandaranya tidak terlalu besar, bahkan lintasannya pun cukup pendek. Fasilitasnya pun biasa saja, sepertinya kalah dengan Bandara Soetta di Indonesia. Hal ini membuatku semakin cinta Indonesia.

Setelah menunggu kurang lebih 2 jam, kami pun naik ke pesawat jenis Boeing yang lebih kecil menuju ke Sanaa, Yaman untuk transit kembali.  Di Bandara kami menunggu sambil beristirahat sejenak dengan melihat-lihat sekeliling. Kondisinya ternyata masih di bawah standar untuk ukuran bandara Internasional. Yaman memang negara termiskin di antara negara-negara kaya di Timur Tengah. Menurut informasi, Yaman tidak memiliki kekayaan alam seperti negara-negara tetangganya, sehingga kondisinya masih berada di bawah kemiskinan. Bersyukur sekali menjadi orang Indonesia dengan kekayaan alamnya yang begitu berlimpah. Sayang... kekayaan itu belum dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat, bahkan sebagian hilang begitu saja diambil negara lain tanpa kita menyadarinya. Meskipun begitu, aku tetap cinta Indonesia. Kadang informasi yang kita peroleh dari TV atau media cetak terasa kurang adil, sering disebutkan Bandara Internasional Soekarno Hatta tidak layak lah, kurang terawat lah, dan berita-berita negatif lainnya. Ternyata jika dibandingkan dengan Bandara di Yaman atau Dubai sekalipun, Bandara Soetta masih juara.

Menunggu, dan selalu menunggu... Itulah resikonya naik pesawat ekonomi. Kenyamanan memang ada harganya. Tapi, semua itu kami jalani dengan penuh sukacita karena perjalanan ini bukanlah perjalanan biasa tapi perjalanan yang sangat istimewa menuju ke tanah suci, tanah yang sangat didamba oleh setiap muslim untuk mengunjunginya. Tak terasa waktu menunjukkan pukul 04 dini waktu Sanaa, kami pun terbang menuju Jeddah, dan diperkirakan perjalanan satu jam kami sampai di Bandara King Abdul Aziz. Saat di pesawat, kami mencoba tidur sejenak untuk istirahat menjaga kondisi fisik yang memang cukup lelah. Alhamdulillah akhirnya kami mendengar pemberitahuan bahwa pesawat sesaat lagi akan mendarat di Bandara King Abdul Aziz. Tak sabar rasanya aku ingin segera turun dari pesawat dan menghirup udara bebas sepuas-puasnya sambil terus bersyukur karena telah diberi kesempatan untuk perjalanan ini. Sekitar pukul 05.00 waktu Jeddah, kami pun mendarat dengan selamat dan mulus. Alhamdulillah, seperti mimpi rasanya kami berdua telah sampai di Jeddah, dan tinggal sesaat lagi kami tiba di tanah impian.  

Dipimpin oleh ketua rombongan kami, Ustadz Haddi dari Makara UI, kami pun dikumpulkan untuk diberi pengarahan mengenai perjalanan ini. Kami antri berbaris di belakang mahram masing-masing untuk diperiksa semua kelengkapan dokumen perjalanan yang kami bawa. Aku pun antri di belakang suamiku, dan bagi jamaah perempuan yang tidak disertai mahramnya, Ustadz Haddi mengaturnya dengan membagi kepada jamaah laki-laki lainnya. Alhamdulillah pemeriksaan berjalan lancar, dan kami pun berkumpul di ruang tunggu bandara untuk koordinasi. Tak lupa kami melaksanakan shalat subuh seraya berucap syukur tiada henti atas nikmat dan keselamatan yang telah Allah berikan. Alhamdulillah wa syukurrillah....

Selama dalam perjalanan, aku tak pernah jauh dari suamiku tercinta. Dimana ada aku, di situlah suamiku berada. Alhamdulillah.. aku mendapatkan seorang suami sholeh yang selalu menjaga dan melindungi diriku, ehemmm... Perjalanan ini memberikan romantisme tersendiri untuk aku dan suamiku, seperti perjalanan bulan madu ke sekian kali setelah hampir sembilan tahun kami menikah. Perjalanan ini pun membawa misi dan harapan kami berdua untuk segera memiliki momongan yang belum hadir dalam kehidupan kami. Insya Allah, dengan penuh keyakinan dan harapan, kami selalu memohon kepada Yang Maha Kuasa untuk mengabulkan permohonan kami ini. Aamiin Ya Rabbal Aa’lamiin...

Saat berada di Bandara King Abdul Azia, kami disambut oleh Ustadz Arif yang merupakan pembimbing kami dari Makara UI yang telah menunggu kedatangan kami dari Jakarta. Beliau telah tinggal di Madinah untuk menuntut ilmu, dan diantara waktu senggangnya beliau selalu membantu para jamaah dari Indonesia untuk membimbing perjalanan umroh ataupun perjalanan lainnya di Mekah dan Madinah. Dengan ramah dan penuh kehangatan, sambutan Ustadz membuat kami semakin bersemangat untuk segera melanjutkan perjalanan ke Madinah dan Mekah. Namun, saat kami akan keluar dari Bandara, rombongan diminta untuk menyerahkan paspor kami kepada petugas bandara, entah apa lagi yang akan diperiksa. Ternyata oh ternyata... paspor ditahan oleh petugas dengan beribu macam alasan, sehingga perjalanan kami pun sedikit tertunda. Ustadz Haddi dan Ustadz Arif dengan sigap mengurus masalah tersebut. Ujung-ujungnya setelah menerima amplop, petugas menyerahkan kembali paspor kami. Oow... gak di Indonesia, gak di Arab, urusan pungli dan minta amplop sebagai pelicin kerap terjadi. Ironis sekali, di negeri Arab yang notabene negeri muslim, kejadian seperti itu biasa terjadi, dan yang lebih ironis lagi ternyata kondisi tersebut bermula dari kebiasaan orang Indonesia yang selalu memberi amplop kepada petugas saat mengurus suatu keperluan. Jika informasi itu benar, sungguh aku malu jadi orang Indonesia yang menyuburkan praktek-praktek pungli seperti itu. Satu misi lagi aku bawa dalam do’aku nanti di tempat mustajab, agar negeriku Indonesia menjadi negeri yang aman, makmur, dan damai, dan semoga para pemimpinnya dapat memegang kekuasaan dengan amanah, dan selalu membawa kami pada kebaikan, tidak hanya kebaikan di dunia namun juga kebaikan di akhirat, aamiin...

Dengan penuh kesabaran, kami menunggu negosiasi antara ketua rombongan dengan petugas bandara. Andaikan aku mengerti bahasa Arab, mungkin seru yang tawar menawar harganya, he... (seperti di pasar ya?..). Alhamdulillah.. akhirnya setelah kami menunggu kurang lebih satu jam, paspor kami dikembalikan oleh petugas, tentu tidak dengan gratis. Entah berapa real yang berhasil mereka peroleh dari praktek pungli ini. Mmmh... satu lagi pengalaman berharga aku dapatkan dari perjalanan ini.

Waktu menunjukkan pukul 8 pagi waktu Jeddah, membawa bis yang kami tumpangi menuju tanah Madinah, tanah dimana Nabi Muhammad menggoreskan sejarah perjalanan perkembangan agama Islam. Tak sabar rasanya aku ingin segera menapakkan kaki dan menghirup udara  Madinnah. Perlu waktu kurang lebih 2 jam untuk sampai di sana. Alhamdulillah... sesaat lagi aku sampai di tanah impianku. Madinnah.... I’m comming..   (bersambung....)

Minggu, 26 Februari 2012

ORANG TUA PUN PERLU SEKOLAH

Share
Tak diragukan lagi, setiap orang tua pasti menginginkan anaknya menjadi anak yang pandai. Banyak orangtua memilih sekolah yang bagus dengan biaya tak sedikit demi mewujudkan impiannya memiliki anak yang sukses dalam kehidupannya.

Namun, orang tua lupa, bahwa untuk membentuk anak yang cerdas, dibutuhkan orang tua yang cerdas pula.. Kadang orang tua menuntut anaknya belajar, namun mereka sendiri tidak pernah belajar dan meningkatkan pengetahuannya.. Hanya bermodalkan naluri dan pengalaman yang diperolehnya dari orangtuanya dulu, mereka merasa cukup sehingga secara tidak sadar, orang tua mendidik anaknya sama dengan orang tua mereka mendidiknya. Padahal sekarang zaman sudah berubah, dimana tantangannya pun bertambah. Sudah pasti diperlukan komunikasi yang cocok untuk membangun hubungan yang baik antar anak dan orang tua.

Lalu, adakah sekolah khusus untuk orang tua? Ternyata ada... Salah satunya adalah training khusus bagi orang tua yang dikenal dengan nama PET (Parent Effectiveness Training). Yayasan Pendidikan Jaya (YPJ) sebagai lembaga nirlaba dari kelompok Pembangunan Jaya-kelompok perusahaan milik konglomerat Ir. Ciputra, merupakan pemegang lisensi dari effectivenes Training Inc., AS. Sampai kini YPJ adalah satu-satunya lembaga di Indonesia yang dipercaya untuk menyelenggarakan Parent Effectiveness Training (PET).

Program pelatihan ini dirancang oleh Dr. Thomas Gordon, ahli psikologi klinis dari AS. Sebelumnya program PET Indonesia ini diberi nama dengan nama Kursus Motif (Menjadi Orang Tua Efektif), yang dibuka sejak tahun 1985. Dalam PET peserta tidak hanya mendapatkan pengetahuan dan keterampian menjadi orang tua efektif lewat pngajaran. Namun keterampilan mereka dalam komunikasi masih diasah lagi dengan diskusi, permainan peran (role playing), penghayatan, dan latihan menerapkannya di lingkungan keluarga setelah melalui proses pengendapan selama pelatihan berlangsung.

Agar penerapannya di dalam keluarga tidak terhambat, kedua orang tua dituntut untuk sama-sama memiliki bekal berkomunikasi yang efektif. Makanya, disarankan agar peserta didik bukan cuma ibu atau bapak, tapi keduanya.

PET diselenggarakan dalam 8 kali pertemuan, masing-masing selama 3 jam. Seminggu 2 kali, dengan waktu yang dapat diatur dan disesuaikan dengan kesibukan. Ada jadwal pagi hari, atau siang dengan jumlah peserta dibatasi paling banyak 30 orang per angkatan, agar pelatihan dapat berlangsung efektif.

Apa saja manfaat dari PET?·
  • Anak-anak Anda akan merasa bebas untuk mendiskusikan masalah dan kekhawatiran mereka dengan Anda, bukan menarik diri
  • Mereka akan belajar disiplin diri, kontrol diri dan rasa tanggung jawab pribadi.
  • Anda akan belajar bagaimana bekerja dengan satu sama lain bukan melawan satu sama lain.
  • Anda akan mengalami ledakan marah lebih sedikit serta lebih mengarahkan pada pemecahan masalah.
  • Setiap orang dapat berpartisipasi dalam aturan-pengaturan sehingga semua akan merasa termotivasi untuk mematuhi aturan.
  • Lebih sedikit perebutan kekuasaan-kurang ketegangan, kebencian kurang, lebih menyenangkan, lebih damai, lebih banyak cinta.

Apa yang Akan Anda Pelajari?
  • Bagaimana berbicara dengan anak Anda sehingga mereka akan mendengarkan Anda.
  • Cara mendengarkan anak-anak Anda sehingga mereka merasa benar-benar dipahami.
  • Cara mengatasi konflik dan masalah dalam keluarga Anda sehingga tidak ada yang kehilangan dan masalah tetap diselesaikan.
  • Sebuah metode untuk memecahkan masalah keluarga dan mengetahui mana keterampilan untuk menggunakan untuk menyelesaikannya.
Nah... bagaimana para orang tua? Anda berminat untuk sekolah? Suatu keharusan bahwa untuk menjadikan anak Anda cerdas, diperlukan orang tua yang cerdas. Memang betul bahwa belajar itu sepanjang hayat, tak ada kata terlambat untuk belajar, meskipun Anda sudah menjadi orang tua...

Rabu, 22 Februari 2012

3 Kata yang Mampu Merubah Hidup Anda

Share Tahukah Anda? ternyata ada hal kecil yang bisa dilakukan untuk merubah hidup menjadi lebih baik. Ya, hanya tiga buah kata sederhana yang jika selalu diucapkan akan menjadikan diri kita menjadi pribadi yang luar biasa.

Pertama, TERIMAKASIH...
Katakan terimakasih saat kita menerima hal yang menyenangkan dari orang lain. Kadang kita lupa mengucapkannya karena merasa apa yang orang lain lakukan untuk kita sudah biasa. Suami pada istri ataupun sebaliknya, atasan pada bawahan atau siapapun dia. Seringkali atasan enggan mengucapkannya pada bawahan karena merasa tidak penting, padahal.. dampak dari kata itu sungguh luar biasa, bawahan merasa dihargai oleh atasannya. Atasan juga akan lebih dihargai oleh bawahan. Begitu juga dalam kehidupan suami istri, coba kita introspeksi, sudahkah kita mengucapkan terimakasih pada suami atau istri kita saat dia telah membantu?

Kedua, TOLONG...
Katakan tolong saat kita mengharapkan bantuan dari orang lain. Dengan kata itu, orang yang kita harapkan bantuannya akan merasa senang meski kita telah merepotkannya. Bukankah itu jadi keuntungan plus buat kita? Satu sisi kita telah dibantunya, sisi lainnya kita telah menyenangkannya. Berpahala bukan?

Ketiga, MAAF...
Katakan maaf saat kita berbuat kesalahan yang merugikan orang lain. Kadang terasa berat untuk mengucapkannya karena gengsi atau apapun namanya itu. Kita manusia pasti tidak luput dari kesalahan, baik yang disengaja ataupun tidak. Jadi alangkah sombongnya jika kita tidak pernah meminta maaf pada orang lain, terutama orang-orang terdekat kita. Dengan maaf maka Insya Alloh, pintu surga akan terbuka lebar.

Jadi....
Sudahkan Anda menggunakan 3 kata itu? Jangan tunda untuk jadi orang baik, karena orang baik itu pasti akan mendapat kebaikan....