Oleh: Hendarmoko, S.Si*
Disampaikan pada Kultum Ramadhan di Masjid At-Tarbiyah LPMP DKI
Jakarta
Tanggal 25 Juli 2012
Bulan Ramadhan ini merupakan kesempatan yang
sangat baik bagi kita untuk menjadi manusia yang bertaqwa. Derajat taqwa ini merupakan penyempurna bagi
manusia yang memang telah diciptakan dengan sebaik-baiknya oleh Allah SWT:
- Laqod kholaqnal insaana fii ahsani taqwiim. Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya, sesempurna-sempurnanya
- Tsumma rodadnaahu asfala saafiliin. Kemudian kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya
- Illalladziina aamanu wa amilushshoolihaati falahum ajrun ghoiru mamnuun. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan. Maka mereka akan mendapat pahala yang tiada putus-putusnya” (Q.S At-Tin (95): 4-6)
Di
ayat lain Allah SWT berfirman:
“Maa
ashoobaka min hasanatin faminaLLah, wamaa ashoobaka min sayyi’atin famin
nafsika,...”
• Kebajikan
apa pun yang kamu peroleh, adalah dari sisi Allah, dan keburukan apa pun yang
menimpamu, itu dari (kesalahan) dirimu sendiri
(Q.S An Nisa (4): 79)
Hal ini tentu menarik untuk dikaji, karena
dengan gamblang Allah telah menciptakan manusia dalam bentuk yang TERBAIK,
namun karena manusia Tidak Menyadari keistimewaan tersebut (tanpa Ilmu),
tidak meyakini dirinya terbaik (tanpa Iman),
dan Tidak Mau Belajar/Berusaha/Bekerja (tanpa Amal), maka jatuhlah ke tempat
yang serendah-rendahnya (TERBURUK).
Jadi, kalau manusia mendapat keburukan, hal ini karena ulah manusia itu
sendiri.
Alat yang sangat luar biasa yang Allah
karuniakan untuk bisa menjadikan manusia tetap menjadi mahluk-Nya yang terbaik
adalah akal dan hati, yang bentuk hardware-nya
berupa otak. Mengapa hati bentuk
nyatanya adalah di otak? Karena ilmuwan telah menemukan bagian otak yang
merupakan God Spot berupa daerah di otak yang memang menjadikan semua manusia
mengakui akan keberadaan Allah SWT.
Jika hardware-nya
berupa otak, maka software-nya adalah
program-program yang telah dimasukkan ke dalam otak sejak terbentuknya manusia sejak
masih berupa janin sampai dewasa atau sampai sekarang. Program-program tersebut diisi oleh orang
tuanya, keluarga, lingkungan masyarakat, sekolah, dan media komunikasi yang ada
di sekitarnya.
Ibarat komputer, jika terjadi masalah, dapat langsung
terlihat di layar komputer, maka ada dua kemungkinan: hardware-nya
yang rusak atau ada program “virus” yang membuat komputer menjadi error. Begitu pula dalam kehidupan yang kita
alami. Jika kehidupan yang dialaminya
ada yang tidak beres, maka kemungkinannya ada dua: memang tubuh fisiknya, terutama otaknya ada
gangguan; atau karena ada
program-program di otak yang tidak beres atau bersifat negatif.
Allah SWT Maha Tahu dengan kelemahan
mahluknya yang bernama manusia sehingga mewajibkan berpuasa di bulan Ramadhan
selama satu bulan penuh. Dengan berpuasa
ini maka kita dituntut agar menjaga dari hal-hal yang mambatalkan puasa, bahkan
dari hal-hal yang mengurangi pahala puasa.
Coba kita lihat sekilas apa manfaat dari
berpuasa di bulan Ramadhan ini:
A.
Dampak
berpuasa bagi tubuh fisik (hardware)
1. Sebagai
penyembuh berbagai ragam penyakit dan menjaga kebugaran tubuh. Telah dibuktikan
sejak jaman Yunani, Mesir kuno, sampai
ilmuwan modern.
2. Melindungi
sel-sel tubuh dari racun
3. Membantu
pembaruan sel-sel tubuh
4. Mengurangi
kegemukan (obesitas)
5. Tidak
menyebabkan pembekuan darah dan gangguan peredaran darah
6. Meringankan
dan mencegah penambahan asam lambung yang berlebihan
7. Menjaga
keseimbangan tekanan darah
8. Menghindari
tubuh dari radang sendi, rematik, dan gangguan sendi
9. Mencegah
penyakit gula
10. Menyembuhkan
berbagai penyakit kulit
11. Menenangkan
dan meringankan rasa sakit
12. Mengendalikan
hasrat seksual
13. Menjaga
keseimbangan kadar air dalam tubuh
14. Menjaga
keseimbangan pola konsumsi
15. Memperlancar
aliran darah ke otak sehingga fungsi otak semakin lancar
B.
Dampak
berpuasa bagi program-program pikiran (software)
1. Ada
proses pembiasaan agar dapat selalu memiliki Perasaan yang Positif, Baik dan
Benar
2. Ada
proses pembiasaan agar dapat selalu memiliki Pandangan dan Pikiran yang Baik
dan Benar
3. Ada
proses pembiasaan agar dapat selalu memiliki Visualisasi yang Baik dan Benar
4. Ada
proses pembiasaan agar dapat selalu memiliki Ucapan yang Baik dan Benar
5. Ada
proses pembiasaan agar dapat selalu melakukan Tindakan yang Baik dan Benar
6. Ada
proses pembiasaan agar dapat selalu melakukan Kebiasaan yang Baik dan Benar
7. Ada
proses pembiasaan agar dapat selalu Berkumpul dengan Orang Benar: di masjid, dan
tempat-tempat pengkajian Al Qur’an dan hadist
8. Ada
proses pembiasaan agar dapat selalu memiliki Makanan Mental yang Benar: baca Al Qur’an, hadist, dan buku-buku yang
baik, serta mendengar dan menonton hal-hal yang baik
9. Ada
proses pembiasaan agar dapat selalu memiliki Pelatihan dan Pengembangan Diri
yang Benar: melalui mengaji, mendengar kultum, sholat tarawih, melakukan
ibadah-ibadah sunnah lainnya
10. Ada
proses pembiasaan agar dapat selalu memiliki Gaya Hidup yang Benar: melatih agar pola Makan, Minum, Olahraga,
Istirahat, dan Beribadah dilakukan dengan baik dan benar
Dengan
melakukan semua pembiasaan tersebut maka program-program negatif yang selama
ini sudah terekam di otak, dapat tergantikan dengan program-program baru yang
positif tersebut. Pelatihan dan
pembiasaan selama sebulan tersebut diharapkan dapat membuat program positif
tersebut menjadi permanen sehingga dapat bertahan sampai sebelas bulan
kemudian.
C.
Dampak
berpuasa secara spiritual dan nasib di akhirat nanti
1. Mendapat
pahala yang berlimpah
2. Diampuni
dosa-dosanya yang telah lalu
3. Sarana
untuk mensyukuri nikmat
4. Melahirkan
rasa cinta, kasih sayang dan kelembutan kepada orang miskin
5. Puasa
memiliki kekuatan untuk mengusir syetan, karena media untuk menyesatkan dan
mencelakakan manusia adalah syahwatnya. Syahwat menjadi kuat karena makanan dan
minuman
6. Jika
mendapat malam Lailatu Qadr, maka setara dengan mendapat pahala beribadah
selama 83 tahun
7. Dapat
menumbuhkan kedekatan kepada Allah SWT sehingga dirinya merasa senantiasa
diawasi Allah SWT, sehingga jiwanya akan disucikan karena selalu melakukan
kebajikan dan menjauhi kemaksiatan. Hal
ini tentunya akan berdampak kepada
kebajikan sosial, karena dirinya selalu melakukan kebaikan baik untuk diri,
orang lain maupun alam sekitar.
8. Sarana
untuk mencapai derajat taqwa
9. Masuk
surga melalui pintu khusus orang yang berpuasa, yaitu Baabun Royyan
Melihat keuntungan-keuntungan tersebut, maka
tidak heran jika Rasulullah SAW menyatakan dalam hadistnya yaitu “sungguh, jika
manusia mengetahui hikmah bulan Ramadhan maka akan meminta agar setahunnya
bulan Ramadhan semua”.
Semoga materi kultum yang singkat ini dapat
menyadarkan kita akan hikmah dan manfaat puasa Ramadhan yang luar biasa ini
sehingga semoga kita dapat mencapai derajat Taqwa. Amin Ya Rabbal Alamin...
Sumber: 1. Buku Induk Mukjizat Kesehatan Ibadah karangan Dr. Jamal Elzaky,
Penerbit Zaman, 2011. 2. Manage Your Mind for Success karangan
Adi W. Gunawan, Penerbit Gramedia Pustaka Utama, 2012
* Penulis adalah staf di LPMP DKI Jakarta, Kemdikbud